google.com, pub-9591068673925608, DIRECT, f08c47fec0942fa0 KETEGANGAN DINI HARI (SERI 338) | Silat Naga Jawa

KETEGANGAN DINI HARI (SERI 338)

KLIK pada gambar untuk membesarkan

    TENTU saja. Dewan Peradilan Kerajaan! Kami telah menculik Anggrek Putih dari sekapan resmi mereka, dan memang sangatlah tidak mungkin bahwa mereka tidak akan mencarinya. Belum terlalu jelas bagaimana cara para petugas Dewan Peradilan Kerajaan ini mengendus, melacak, sampai akhirnya menemukan dan sekarang mengepung tempat ini, tetapi segera kuketahui betapa masalah akan berkembang pelik.

Pemimpin mereka berbicara.

"Ketua Dewan Peradilan Kerajaan Hakim Hou sangat kecewa dengan saudara-saudara kami yang berdiam di Kuil Muhu ini, baik yang memeluk keyakinan Muhu maupun tamu-tamu mereka yang bagi kami tidak jelas kepercayaannya, karena mereka telah bekerja sama dalam penculikan dan penyekapan tahanan resmi kami yang bernama Anggrek Putih."

"Saudara-saudara kami para pengikut kepercayaan Muhu sejak lama telah berteduh di Negeri Atap Angin sebagai pelarian dari Jambhudvipa, setelah terusir dari Persia, tetapi telah melanggar kesepakatan untuk tidak mencampuri urusan dalam negeri kami."

"Tentu penampungan Anggrek Putih merupakan pelanggaran berat, tetapi atas nama persahabatan dan masa silam, ketua kami Hakim Hou menyampaikan bahwa denda dan hukuman akan diabaikan jika Anggrek Putih diserahkan tanpa syarat. Ketentuan yang sama juga berlaku bagi penyerahan diri Pendekar Panah Wangi, meskipun tugas penangkapan Pendekar Panah Wangi dan bekas Kepala Mata-mata Negeri Atap Langit Harimau Perang telah dialihkan kepada Pasukan Hutan Bersayap, karena Pendekar Panah Wangi kami ketahui terlibat pula dalam penculikan. 

"Sebetulnya kami ketahui terdapat seorang pengemis kudisan tidak tahu diri, yang terlibat sebagai mata-mata dalam penculikan, yang tidak kami ketahui siapa orangnya saat ini, tetapi kami yakin suatu saat tentu akan dapat kami ringkus."

    Anggrek Putih. Bagaimana kami menyikapinya? Jika semula kami menculiknya sebagai cara untuk memancing Harimau Perang, dan menangkapnya, maka kemungkinan untuk itu sebetulnya sudah kami dapatkan sekarang dengan keberadaan empat anggota perkumpulan rahasia Kalakuta di Chang'an yang juga sedang memburunya itu. Kami bahkan juga memiliki kemungkinan kedua, jika kemungkinan pertama itu gagal, melalui Ilmu Silat Aliran Shannan yang kami pelajari dari Anggrek Putih, yang akan membuat kami menemukan Harimau Perang di mana pun dia berada.

    Namun setelah kami merasa bahwa Harimau Perang telah diburu dengan cara yang jauh lebih cerdik, lebih ketat, dan lebih meyakinkan oleh lebih banyak orang dengan kepentingan yang dapat dikatakan sama, kami, yakni aku dan Panah Wangi, lebih memusatkan perhatian pada perburuan Yang Mulia Paduka Bayang-Bayang, yang peluangnya sungguh diberikan oleh Ilmu Silat Aliran Shannan. Masalahnya, sudah cukupkah jurus-jurus yang kami dapatkan dari hari ke hari melalui lukisan Anggrek Putih itu untuk menghadapi Yang Mulia Paduka Bayang-Bayang yang selama ini hadir bagaikan dewa? Tidak adakah yang mesti kami ketahui lagi dari Anggrek Putih untuk mengimbangi Yang Mulia Paduka Bayang-Bayang yang jauh lebih dulu mempelajarinya?

    Kami belum mengetahui apakah kiranya kerugian kami seandainya Anggrek Putih ditahan kembali oleh para petugas Dewan Peradilan Kerajaan. Inilah yang sebenarnya terasakan sebagai kepelikan bagiku.

"Jika saudara-saudara kami Kaum Muhu ingin menunjukkan iktikad baik, mohon serahkan kedua pesakitan itu, gadis bisu tuli Anggrek Putih dan Pendekar Panah Wangi, sekarang."

     Dari balik kabut pagi muncul sosok-sosok 50 padri pengawal bersenjata lengkap yang siap tempur. Meskipun aku percaya betapa ilmu silat para petugas pilihan dari Dewan Peradilan Kerajaan ini sangat tinggi, dari pengalamanku membaca gerak untuk mengukur tinggi rendahnya ilmu seseorang dalam dunia persilatan, aku tahu bahwa jika terjadi pertarungan maka 50 petugas Dewan Peradilan Kerajaan itu akan bertumbangan hanya dalam sekali bacok.

    Padri kepala, yang seperti mendadak saja sudah ada di sana, tentu segera mengetahui perbandingan kekuatan yang tiada setara itu dan tentu ingin mencegahnya.

"Saudara-saudaraku para penyandang tugas dari Dewan Peradilan Kerajaan yang terhormat, kami sungguh sangat mengerti kegeraman saudara-saudaraku semua, terutama ketika hak perburuan penjahat itu dialihkan kepada Pasukan Hutan Bersayap. Kami tentu juga sangat berterima kasih dengan kelonggaran dan belas kasih yang telah dilimpahkan kepada kami, pada pagi ini, maupun selama berada dalam naungan Wangsa Tang beberapa puluh tahun terakhir.

"Namun tentang Anggrek Putih dan Pendekar Panah Wangi, dengan sangat menyesal kami tidak dapat membantu banyak, karena keduanya datang ke kuil kami bukan sebagai tahanan siapa pun, melainkan sebagai orang merdeka."


    Mata pemimpin para petugas Dewan Peradilan Kerajaan itu langsung terbeliak! (bersambung) 

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "KETEGANGAN DINI HARI (SERI 338)"

Post a Comment

pembaca yang bijak, selalu menggunakan bahasa yang baik dan santun. Terima kasih.

Translate

Cari