google.com, pub-9591068673925608, DIRECT, f08c47fec0942fa0 TEKA-TEKI ANGGREK PUTIH (SERI 337) | Silat Naga Jawa

TEKA-TEKI ANGGREK PUTIH (SERI 337)

KLIK pada gambar untuk membesarkan

    KAMI melihat tetapi seperti tidak melihatnya. Pada pagi buta itu seorang penyusup tiba-tiba menggelinding dari wuwungan Kuil Muhu. Kami memang melihat kelebat cahaya kilat menyambar ke arah Anggrek Putih yang sedang tenggelam dalam aliran keheningan tai chi. Apalah kiranya yang bisa memecah perhatiannya jika berada dalam ketenangan aliran seperti itu, yang kiranya tiada lain dan tiada bukan hanyalah akan berarti betapa cahaya kilat itu akan menyambar, dan berarti juga membunuhnya?

    Namun selenyapnya cahaya itu ternyata Anggrek Putih masih berdiri dalam kedudukan tai chi, bergerak sepasti peredaran bumi yang tanpa henti, tanpa tanda seperti sebuah senjata rahasia telah menembus tubuhnya, karena memang tidak ada senjata rahasia apa pun yang menancap di tubuhnya itu. Sebaliknya sesosok tubuh berbusana hitam dengan kerudung hitam yang hanya memperlihatkan kegelapan di dalamnya, tampak menggelinding dengan sebilah pisau menancap di dadanya.

    Anggrek Putih tampak bergerak seperti biasanya, tetapi jika bukan dirinya yang menangkap dan melontarkan kembali pisau terbang tersebut, lantas siapa yang melakukannya? Anggrek Putih bergerak mengalirkan dirinya seperti tidak terdapat sesuatu pun yang telah terjadi. Betapapun bagiku peristiwa ini bukan sekadar berlaku sekadar untuk hari ini. Jika Anggrek Putih hari ini bukanlah Anggrek Putih seperti tampaknya, maka siapakah Anggrek Putih pada hari sebelumnya, bahkan semenjak hari pertama? Seberapa jauhkah kami semua telah terkecoh olehnya?

    Persoalannya bukanlah lantas Anggrek Putih ini sebetulnya bisu atau tidak bisu maupun tuli atau tidak tuli, karena jika bisu tuli yang menjadi masalah, maka sungguhlah tiada kuragukan betapa Anggrek Putih ini memang bisu dan memang tuli, meskipun ternyata memanglah tidak sebisu dan setuli tampaknya. Apakah Anggrek Putih sebenarnya bisa berbicara? Tidak. Apakah Anggrek Putih sebetulnya bisa mendengar? Tidak juga. Namun inilah gadis bisu tuli yang bisa mengerti sama seperti kami mengerti, dan bisa menyampaikan sesuatu yang tidak bisa lebih besar lagi, seperti Ilmu Silat Aliran Shannan yang telah kami terima sampai hari ini.

Dalam Sutra Yoga Patanjali disebutkan:

    sesuatu itu
    diketahui atau tidak diketahui
    bagi pikiran
    tergantung kepada
    pewarnaan
    yang mereka berikan
    bagi pikiran
1


    Anggrek Putih yang masih terus mengalirkan dirinya bersama tai chi tidak tampak seperti melihat betapa dari empat sudut gelap berkelebatlah empat bayangan hitam, yang berwajah kelam seperti malam dan berpedang jian, ke arahnya dengan satu tujuan yang tiada lain selain pembunuhan.

    Gadis bisu tuli itu tidak kelihatan seperti mengetahui terdapatnya serangan, hanya menghayati tai chi, tetapi keempatnya segera menggelinding dan jatuh terbanting tanpa nyawa lagi. Masihkah aku harus ragu bahwa Anggrek Putih bukanlah sekadar gadis bisu yang perlu dituntun, dirawat, dan dilindungi, melainkan perempuan pendekar dengan gerakan tercepat yang pernah kulihat, begitu cepat, sehingga sesungguhnyalah dengan mata awam gerakannya tiada dapat terlihat. Pagi masih begitu gelap dan sunyi tetapi kudengar lebih dari 50 pasang langkah berjingkat dan mengendap di luar tembok. Aku dan Panah Wangi saling berpandangan dan segera saling mengerti.

"Kita sergap mereka di luar tembok," bisikku.

    Kami pun melenting dalam kegelapan, hinggap di atas dinding, dan berjungkir balik ke luar untuk memergoki, bahwa 50 orang berbusana hitam demi samaran malam itu sedang merayapi tembok, semuanya dengan ilmu cicak dan ilmu bunglon yang mutlak diperlukan dalam penyusupan malam.

    Angin dingin bertiup kencang ketika kami mendarat di atas bumi di belakang mereka. Mengikuti kebiasaan yang berlaku dalam dunia persilatan, maka Panah Wangi dapat melepaskan 50 anak panah atau diriku berlari miring sepanjang tembok sembari membuat goresan panjang dengan pedang jian. Tentu itulah goresan berdarah yang akan menerbangkan jiwa, sebetulnya sebagai akibat yang lebih dari layak untuk sebuah penyusupan yang gagal seperti sekarang. Sebetulnya aku ragu apakah cara beradab ini lebih baik tetapi aku lakukan juga.

"Siapa kalian?! Menyatroni rumah orang malam-malam?"

Betapa terperanjat mereka, sampai sebagian berjatuhan, meski sebagian langsung mengepung kami

"Siapa pula kalian?!"

Salah seorang ganti bertanya.

"Kami dari Dewan Peradilan Kerajaan." (bersambung)


________________________________________________________________________________
1. Diterjemahkan ke Bahasa Inggris oleh Swami Vivekananda dalam Raja Yoga, or Conquering the Internal Nature (1901), dimuat kembali dalam Raymond van Over, Eastern Mysticism. Volume One: The Near East and India (1977), h. 154. 

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "TEKA-TEKI ANGGREK PUTIH (SERI 337)"

Post a Comment

pembaca yang bijak, selalu menggunakan bahasa yang baik dan santun. Terima kasih.

Translate

Cari