google.com, pub-9591068673925608, DIRECT, f08c47fec0942fa0 PEREMPUAN PENDEKAR YANG MENANTANG (SERI 280) | Silat Naga Jawa

PEREMPUAN PENDEKAR YANG MENANTANG (SERI 280)

KLIK pada gambar untuk membesarkan

    TABIB Pengganti Wajah meninggalkan pesan tertulis kepada Panah Wangi tentang apa yang harus dilakukan setelah aku siuman. Selaput wajahku dapat dilepas setelah 40 hari. Selama menunggu hari itu aku tidak diperbolehkan keluar rumah untuk menghindari peristiwa tidak terduga apa pun yang bisa mengelotokkan kembali kulit wajahku. Begitulah aku melewati bulan Margasirsa di dalam rumah, dan bulan berikutnya, yakni bulan Magha, aku juga masih tidak dianjurkan keluar rumah, meskipun aku boleh berjalan-jalan di dalam petak.

    Pada musim dingin seperti ini 1, tentunya banyak orang lebih suka berada di dalam rumah, meski di Chang'an kekosongan sepenuhnya adalah sesuatu yang mustahil. Dalam penanggalan pemerintahan Wangsa Tang terdapat 28 jenis liburan yang secara keseluruhan berjumlah 58 hari. Pesta-pesta rakyat juga diikuti oleh para petani, pedagang, maupun pekerja seni.

    Peraturan bagi pegawai pemerintah adalah satu hari libur setiap sepuluh hari, yang merupakan jumlah hari dalam satu minggu bagi Wangsa Tang. Ini masih ditambah 15 hari libur untuk berkebun bagi pejabat tinggi setiap bulan kelima, dan 15 hari lain pada bulan kesembilan yang disebut sebagai liburan bagi mereka yang berjubah. Masih banyak lagi bentuk liburan seperti 30 hari setiap tiga tahun bagi yang ingin mengunjungi orang tuanya yang berjarak lebih dari 3.219 li, atau 15 hari bagi yang jaraknya lebih dari 537 li.

    Liburan dan ikut merayakan pesta rakyat, seperti yang terjadi pada malam ketujuh dalam bulan ketujuh, yang merayakan kisah cinta antara tokoh-tokoh perbintangan 2, bukan hanya dianjurkan, tetapi juga diwajibkan, seperti pemerintah ingin meyakinkan rakyatnya betapa kebahagiaan bisa menjadi nyata selama mereka berkuasa. Pesta rakyat satu ini untuk menghormati wanita agar mereka memperlihatkan keterampilannya seperti menjahit dan menenun, tetapi Panah Wangi rupanya memiliki gagasan lain.

"Mengapa tidak kita bikin panggung saja untuk mempertunjukkan kemampuan perempuan dalam bersilat?"

Sang Buddha berkata kepada Ananda:

    setelah melepaskan penerapan kekerasan terhadap semua hal,
    tidak melakukan tindak kekerasan terhadap satu pun dari mereka,
    biarlah seseorang berharap tidak terjadi pada kanak-kanak.
    mengapa mengharapkan seorang kawan?
    biarlah seseorang berjalan sendirian seperti badak 3


    Aku tidak bisa menyaksikan peristiwa itu. Selama kepalaku masih terbungkus, dan wajahku berselaput dengan ramuan obat Tabib Pengganti Wajah di bagian dalamnya, aku tidak dapat melihat apa pun. Hanya suara saja, dengan Ilmu Mendengar Semut Berbisik di Dalam Liang, yang membuatku masih dapat membayangkan keadaan di sekitarku. Adalah Panah Wangi yang kemudian menceritakan semua ini kepadaku.

    Demikianlah di atas panggung yang sengaja dibuat sebagai gelanggang pertarungan di dekat danau di Istana Xingqing, tepatnya di bekas tempat latihan memanah semasa pemerintahan Maharaja Xuanzong lebih dari 30 tahun sebelumnya, Panah Wangi bahkan berhasil mengundang putri-putri istana untuk menghadirinya.

    Pada tempat duduk di barisan terdepan tampaklah putri-putri Maharaja Dezong, seperti Putri Tang'an, Putri Yiyang, Putri Yizhang, Putri Linzhen, Putri Yongyang, Putri Wen'an, Putri Xian'an, dan Putri Yidu. Dengan mengecualikan yang sudah meninggal, yakni Putri Pu'ning, Putri Yichuan, dan Putri Jinping, ini merupakan kehadiran lengkap yang tidak selalu terjadi. Di tempat terpisah bahkan tampak pula Selir Utama Wei. Adapun Permaisuri Wang, ibunda Putra Mahkota Song dan Putri Tang'an, telah pulang-besar pada 786.

    Tentu bukan Panah Wangi sendiri yang mengundang para penonton sangat terhormat ini, melainkan melalui jaringan mata-mata tentara, maka istri-istri para panglima dapat membuat panggung gelanggang pertarungan ini. Panglima Pasukan Pertahanan Chang'an sendiri hadir di situ. Seusai pengepungan yang diiringi kekacauan di dalam kota, disusul pembakaran oleh orang-orang golongan hitam yang diduga keras, meskipun belum pasti, dikerahkan oleh Yang Mulia Paduka Bayang-Bayang, penduduk Chang'an sungguh haus akan hiburan.

    Mula-mula memang hanya seperti unjuk ketangkasan para pemain gung fu yang semuanya perempuan. Mulai dari menggunakan pedang jian, toya, senjata rantai, sampai kipas besi, dipertunjukkan dengan indah seperti tarian, penuh pesona dan mengagumkan. Lantas berlangsung pertarungan antarpesilat perempuan tetapi yang masih sangat seperti pertunjukan, meski tetap saja pertunjukan yang menimbulkan decak kekaguman. Namun tampak Panglima Pertahanan Chang'an itu mulai menguap. Padahal hari masih siang!

Sampai tiba saat seorang perempuan pesilat yang menyoren pedang jian di punggungnya melompat ke atas panggung dan langsung menantang.

"Kita telah menyaksikan semua keterampilan yang paling mungkin dilakukan seorang perempuan dalam persilatan," katanya lantang, "Yang belum dilakukan dan harus disaksikan pula adalah mengujinya dalam pertarungan dengan lawan laki-laki. Aku berdiri di sini memang untuk menantang. Di antara semua laki-laki yang berada di sini, adakah yang berani mengujiku?" (bersambung)

_________________________________________________________________________________
1. Bulan Margasirsa dan bulan Magha adalah bulan keenam dan ketujuh dalam kalender Jawa Kuna, 
   atau 13 Desember sampai 11 Februari dalam kalender Masehi, yang di Chang'an (Xi'an sekarang) 
   akan bersuhu antara 5-12 derajat Celcius.
2. Charles Benn, China's Golden Age: Everyday Life in the Tang Dynasty [2004 (2002)], h. 149-52.
3. Dari Khaggavisana Sutta atau Wacana Badak terdiri atas 41 ayat yang semuanya diakhiri dengan 

    kalimat: biarlah seseorang berjalan sendirian seperti badak. Adapun anjuran menyendiri seperti 
    badak dimaksudkan bagi para bhiksu dan bhiksuni yang masih berlatih, yang harus menghindari 
    pengungkapan kembali segala hambatan ke Nirvana. Tengok ''Rhinoceros Discourse" dalam 
   Lucien Stryk, World of the Buddha [1969 (1968)], h. 219-23. 

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "PEREMPUAN PENDEKAR YANG MENANTANG (SERI 280)"

Post a Comment

pembaca yang bijak, selalu menggunakan bahasa yang baik dan santun. Terima kasih.

Translate

Cari