google.com, pub-9591068673925608, DIRECT, f08c47fec0942fa0 59 : MEMBURU PANAH WANGI (SERI (294) | Silat Naga Jawa

59 : MEMBURU PANAH WANGI (SERI (294)

KLIK pada gambar untuk membesarkan

    TANPA kami kehendaki kini musuh kami bertambah satu, yakni Pangeran Li Song, putra mahkota Negeri Atap Langit. Jika tidak terdapat kejadian di luar rencana yang besar, seperti pemberontakan atau penggulingan kekuasaan, maka pria penggemar seni yang jatuh cinta kepada Panah Wangi itulah yang akan menjadi maharaja negeri besar ini.

Telah kami saksikan, betapa utusannya yang berkerudung dan tiada dapat dilihat wajahnya pun merasa lebih baik membunuh dirinya sendiri daripada menghadapi kemarahan Pangeran Song tersebut.

"... Yang Mulia Putra Mahkota tidak bisa menerima penolakan," katanya sebelum mati.

    Kalimat itu bagai wasiat yang kenyataannya mengharu-biru kehidupan kami. Sebegitu tipisnyakah batas antara cinta dan benci? Pangeran Li Song yang dalam pemerintahan Wangsa Tang bagaikan memiliki perangkat kekuasaan tersendiri, menyalurkan kemurkaannya dengan mengerahkan segala keberdayaan untuk menangkap Panah Wangi.

    Alih-alih diriku yang menggagalkan penangkapan itu, adalah Panah Wangi yang menjadi sasaran perburuan besar-besaran di seluruh Chang'an. Bukan hanya pengawal pribadi yang dimiliki Pangeran Song, melainkan juga satu pasukan pilihan yang terdiri atas 1.000 orang yang membela kepentingannya. Masih ditambah dengan jaringan mata-mata dan perkumpulan rahasia yang mendapat dukungan sepenuhnya dari pemerintahan Wangsa Tang. Pertimbangan bahwa putra mahkota adalah maharaja masa depan membuat segenap gerak dan tindakan Pangeran Song diberi makna penting.

    Hanya sehari setelah pedang jian manusia berkerudung itu ditemukan, Chang'an bukan hanya diperintahkan untuk dikepung oleh pasukan pertahanan kota itu sendiri, agar Panah Wangi tidak dapat meloloskan diri dari salah satu gerbang maupun melompati temboknya, tetapi juga disisir segenap jalur jalan dan lorong-lorongnya.

    Pasukan pilihan Pangeran Song dibantu para Pengawal Burung Emas melakukan pemeriksaan mendadak pada 108 petak pemukiman di dalam tembok Kotaraja Chang'an, setelah menyisir jalanan dengan mengawalinya dari empat sisi secara serentak. Petak persegi panjang yang 108 itu dibentuk oleh potongan saling-silang 14 jalan raya timur-barat dengan 11 jalan raya utara-selatan. Pasukan menyisir jalan dari semua gerbang, yakni Gerbang Mingde di tengah tembok selatan, Gerbang Chengtian yang merupakan pintu masuk ke Kota Kerajaan di belakang Pusat Tatakota, Gerbang Chunming dan Gerbang Yanxing di sisi timur, serta Gerbang Jinguang dan Gerbang Yanping di sisi barat.

    Di jalan itu setiap anggota pasukan telah memegang selembar gambar Panah Wangi, yang jauh lebih jelas dan lebih mendekati kekinian wajahnya daripada yang terdapat dalam selebaran Dewan Peradilan Kerajaan, seolah penggambarnya merujuk orang-orang terakhir yang telah melihat Panah Wangi. Sering terlihat adegan anggota pasukan menghentikan seorang perempuan, lantas membandingkan wajahnya dengan gambar Panah Wangi yang ia acungkan ke sebelah kepalanya. Di mana-mana di jalanan Chang'an nyaris hampir semua anggota pasukan melakukannya, sebelum akhirnya masuk ke dalam petak.

    Di dalam 108 petak empat persegi panjang yang masing-masing bertembok dengan pintu gerbang di setiap sisi, terdapatlah petak-petak yang lebih kecil, yang membuat petak-petak itu disebut kota-kota kecil di dalam kota yang lebih besar. Petak-petak kecil ini tidak luput dari pemeriksaan dan penggeledahan cermat, sehingga meskipun Panah Wangi tidak juga mereka temukan, tanpa sengaja mereka pergoki terdapatnya buronan lain seperti penjahat kambuhan yang lolos dari penangkapan, musuh tawanan yang lolos dari penjara, pejabat tinggi yang menghindari penangkapan karena penggelapan uang kerajaan, maupun senjata-senjata mestika istana yang dicuri dan diperjualbelikan.

    Gambar Panah Wangi yang telah diperbarui ditempelkan kembali di tempat-tempat umum, lebih banyak lagi disebarkan, begitu banyak sampai bertebaran di jalanan dan diinjak-injak orang...

    Tidak kurang dari sebulan lamanya segenap sudut Chang'an terus-menerus dibongkar. Pasar, kuil, sekolah, penginapan, rumah hiburan, bahkan lorong gelap penderita kusta yang rahasia pun ditemukan sebelum akhirnya digeledah dan orang-orangnya disisir, sekaligus menjadi kesempatan untuk mengusir. Para penderita kusta satu per satu tudungnya dibuka agar menjadi jelas bukan Panah Wangi yang berada di dalamnya. Setelah itu mereka dinaikkan ke dalam sejumlah gerobak yang segera menjadi kafilah menuju keluar kota, dengan tujuan yang belum diketahui.

Di suatu tempat yang aman kami masih bersembunyi, dan Panah Wangi membaca I Ching atau Kitab Perubahan:

    kuda yang baik mengikuti.
    dalam kesulitan mangkus untuk bertahan.
    Dengan latihan harian kuda kereta,
    suatu pertahanan adalah mangkus
    memiliki tempat untuk dituju. 1


(bersambung)

_________________________________________________________
1. Dari hexagram ke-26, "Perawatan Besar", sembilan pada tempat ketiga, dalam Margaret J. Pearson, The Original I Ching (2011), h. 130. 

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "59 : MEMBURU PANAH WANGI (SERI (294)"

Post a Comment

pembaca yang bijak, selalu menggunakan bahasa yang baik dan santun. Terima kasih.

Translate

Cari