google.com, pub-9591068673925608, DIRECT, f08c47fec0942fa0 58 : KEMBALI KE JALANAN (SERI 289) | Silat Naga Jawa

58 : KEMBALI KE JALANAN (SERI 289)

KLIK pada gambar untuk membesarkan

    KAMI berada di sebuah kedai di Pasar Timur. Hari sudah siang dan kedai itu penuh. Uap mengepul ketika tudung roti kukus berisi daging sapi dibuka, dan ketika ditutup kembali dan uap itu menghilang kulihat sebuah kepala berkerudung menunduk. Tetapi sebelum itu masih sempat kulihat mata di dalam kerudung itu menatap tajam, langsung ke arah kami!

    Ketajaman matanya sangat menusuk dan menimbulkan perasaan berdebar. Kami harus hati-hati terhadap mata semacam itu. Mata itu kini kembali lenyap dalam kegelapan kerudung. Itu merupakan ciri anggota perkumpulan rahasia, tetapi yang disebut ciri dalam tipu daya kerahasiaan sekarang tidak bisa dipegang lagi, karena ciri sering diperlihatkan untuk menjebak. Maka, ciri tindakan rahasia, seperti mata yang melenyapkan diri ke dalam kegelapan itu, tidaklah harus selalu dihubungkan dengan keanggotaan perkumpulan rahasia.

    Betapapun kami berdua tidak tahu sejak kapan ia duduk di situ. Menyelinap tanpa dapat kami ketahui seperti itu hanya berarti ilmu penyusupannya tinggi, dan ilmu penyusupan adalah ciri perkumpulan rahasia, tetapi sudah kusebutkan betapa ciri seperti itu tidak perlu memastikan penafsiran macam apa pun. Seorang pendekar yang tidak terikat perkumpulan rahasia, dengan ilmu silatnya yang tinggi terandaikan menguasai juga ilmu penyusupan. Jadi mungkin saja dia seorang pendekar. Dengan kata mungkin maka artinya tidak dapat dipastikan, yang bisa dipastikan hanyalah meningkatkan kewaspadaan, karena siapa pun dia jelaslah sedang mengamati kami dengan tajam.

    Kami sendiri semenjak keluar dari rumah aman itu terus-menerus berada dalam penyamaran, sehingga sepintas lalu hanyalah akan tampak sebagai pengelana bersahaja daripada kesan apa pun yang lainnya. Pernah diriku bermaksud mengambil sepasang pedang panjang melengkung milik Harimau Perang yang berhasil kurebut, dan kugunakan untuk membantai para penjahat kambuhan itu, tetapi seperti pernah diduga Panah Wangi ternyata sudah tidak ada lagi. Ini juga berarti rumah penampungan tersebut sudah tidak aman lagi bagiku. Mungkinkah seorang mata-mata ditanam berbulan-bulan menantiku di situ, dan kini mengikuti kami sampai kemari?

Hsiang-Kuo berkata:

    orang bijak mengembara sepanjang jalan perubahan,
    berenang bebas dalam arus pembaruan harian
    sepuluh ribu hal berubah dengan sepuluh ribu cara,
    dan orang bijak berada dalam keberlangsungan perubahan
    bersamanya perubahan ini tanpa akhir,
    dan orang bijak berubah bersamanya tanpa akhir 1


    Panah Wangi menatapku, aku menatapnya, dengan cara seperti itu kami telah mencapai saling pengertian untuk memancingnya. Kami pun beranjak dan menyusuri hang atau lajur-lajur Pasar Timur. Dari hang yang menjual daging, termasuk kepala sapi putih untuk obat; hang yang menjual bahan obat-obatan, tempat salah seorang maharaja pernah memesan bahan-bahan yang bisa membuatnya hidup abadi; hang kain sutra yang murah, hang pakaian jadi, hang kerajinan emas dan perak, sampai hang penjualan ikan, yang jelas hanya berputar-putar ternyata kami memang diikutinya terus.

    Kami lewati lagi Usaha Jasa Keledai Cepat dan kukenali lagi sebagian dari wajah-wajah lama itu, di samping terdapat juga wajah-wajah baru. Kami membenamkan caping sedalam-dalamnya ketika melewati tempat itu, dan untungnya mereka sendiri tampak sedang sibuk melayani pesanan besar yang mengingatkanku kepada peristiwa di Taman Terlarang itu lagi. Juga teringat lagi rahasia yang telah kubisikkan ke telinga Perdana Menteri Zheng Yuqing. Betapa rahasianya rahasia!

    Terdengar pukulan tambur 300 tanda pasar itu dibuka secara resmi. Sebetulnya pasar memang baru dibuka siang hari, tetapi semangat jual-beli yang tinggi, barangkali dalam bawah-sadar perlawanan atas porak-porandanya kota, membuat kegiatan pasar telah berlangsung sebelumnya. Di Chang'an, pasar ini memang sudah ditutup sebelum malam, sesuai dengan larangan keluar rumah pada malam hari. Tetapi secara resmi baru akan ditutup sekitar tiga penanakan nasi sebelum fajar dengan 300 pukulan lagi, tetapi bukan pada tambur melainkan gong. Ini dimaksudkan bagi pasar malam yang mulai hidup lagi dan diizinkan selama berlangsung dalam petak-petak permukiman 2.

Kami harus memancingnya ke tempat sepi, maka kami keluar dari Pasar Timur dan melangkah ke selatan.

"Kita menuju reruntuhan kuil tua, dua petak dari sini," kata Panah Wangi. "Kita jebak dia di sana." (bersambung)
_______________________________________________________________________________
1. Dari nama Hsiang Hsiu (hidup pada abad ke-3) dan Kuo Hsiang (meninggal 312), dua penyuluh 
    ajaran Zhuangzi yang menulis Komentar Hsiang-Kuo dalam Kitab Zhuangzi dan tergolong dalam 
   Aliran Mistis. Para penulis aliran ini percaya adalah Zhuangzi sendiri penulis Kitab Zhuangzi dan 
   adalah Laozi sendiri penulis buku Kitab Laozi. Kutipan berasal dari "Bab Ta Tsung Shih". Tengok 
   Fung Yu-lan, The Spirit of Chinese Philosophy, diterjemahkan oleh E. R. Hughes (1947), h. 143.
2. Charles Benn, China's Golden Age: Everyday Life in the Tang Dynasty

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "58 : KEMBALI KE JALANAN (SERI 289)"

Post a Comment

pembaca yang bijak, selalu menggunakan bahasa yang baik dan santun. Terima kasih.

Translate

Cari