google.com, pub-9591068673925608, DIRECT, f08c47fec0942fa0 SERATUS LIPATAN KEMEGAHAN (SERI 270) | Silat Naga Jawa

SERATUS LIPATAN KEMEGAHAN (SERI 270)


KLIK pada gambar untuk membesarkan

WAKTU seperti sudah lama sekali berlalu. Rasanya seperti lorong gelap yang panjang, begitu panjang, bagaikan tiada lagi yang lebih panjang yang menenggelamkan yang menidurkan yang menyeret yang menjerumuskan yang menyedot yang mengisap yang melontarkan yang membuang yang mementalkan yang menerbangkan yang memendarkan seperti impian yang terulur tanpa batasan kapan akan kembali kapan kembali bangun bahkan kapan tidak akan pernah bangun kembali meskipun sama sekali tidak mati.

Dunia begitu sunyi, kudengar embusan dan tarikan napasku sendiri yang keluar masuk tanpa henti, bergema sepanjang semesta dan berdegup, jantungku yang berdegup-degup, degupnya membahana di luar angkasa...

Di manakah aku? Kulihat diriku tergeletak di antara serpihan ledakan dengan wajah hancur. Matikah aku? Kucoba membuka mata tetapi aku langsung terperosok ke dalam dunia mimpi lagi. Seperti berenang tetapi bukan di dalam air, seperti terbang tetapi bukan di udara, seperti bermimpi padahal tanpa tidur. Hanya kekosongan, tempat aku mengambang, melayang, melayang-layang, untuk jatuh kembali seperti daun yang melayang-layang diterbangkan angin. Segalanya gelap, hanya gelap, lantas ada cahaya menyilaukan yang disusul rasa pedih menyapu wajah yang tidak tertahankan.

Sudah begitu banyak pertarungan kujalani, tetapi kesakitan barangkali belum pernah menjadi milikku. Namun bagaimana mungkin aku akan menjadikannya milikku, jika dengan memilikinya berarti diri kita terbang ke nirwana dan tidak kembali lagi. Seindah-indah cerita menggiurkan dan menjanjikan tentang nirwana, diriku masih ingin mengembara di bumi yang berdebu dan berlumpur, yang betapapun lebih kuakrabi daripada cahaya surgawi yang belum pernah menyentuhku...

Betapapun kepedihan dan kesakitan itu sudah dan sedang kurasakan sekarang. Apa pun maknanya, kepedihan dan kesakitan adalah kepedihan dan kesakitan. Bisakah makna mengubah atau menambah dan mengurangi kepedihan dan kesakitan? Begitu banyak kepedihan dan kesakitan telah kutimpakan selama pengembaraanku dalam dunia persilatan, tanpa kesempatan terlalu banyak untuk memikirkan kepedihan dan kesakitan mereka, dan kini aku merasakannya...Setimpalkah kepedihan dan kesakitan yang bertimbun menggunung dalam dunia persilatan dengan wibawa naga yang diberikannya?

Lu-tsu berkata:
di luar tubuh terdapatlah tubuh disebut citra Buddha
pemikiran yang berdaya, ketidakhadiran pemikiran adalah Bodhi
bunga teratai seratus kelopak terbuka, beralih bentuk melalui daya-nafas
karena pemurnian jiwa, seratus lipatan kemegahan bercahaya gemilang 1

  Semula kukira hanya mimpi dan tiada lain selain mimpi ketika kulihat wajah Panah Wangi. Ketika menyadarinya sebagai nyata tetap saja masih seperti mimpi.

Aku baru mau mengucapkan sesuatu ketika ia menyentuhkan empat jarinya ke bibirnya, lantas menyentuhkannya ke bibirku.

''Ssssshhhh..."

Hanya itu yang terdengar dari mulutnya, dan betapa hal itu membuatku tenang. Hidup dalam dunia persilatan artinya hidup dalam taman permainan maut, tempat nyawa dapat beterbangan setiap saat. Hidup sekian lama dalam dunia itu juga berarti kepekaan dan kewaspadaan terjaga setiap saat dan itu harus dibayar dengan suatu harga juga. Itulah saat ketika diriku tidur tetapi tidak benar-benar tertidur, ketika diriku memejamkan mata tetapi tidak sungguh-sungguh memejamkan mata sepenuhnya, ketika diriku merenung tetapi pada saat yang sama mata dan telingaku berada di balik semak-semak, melacak siapa pun yang sedang menyusup dan mengintai dan mungkin siap melesatkan senjata rahasia kepadaku.

Melihat Panah Wangi aku seperti bisa melepaskan semuanya, ketika tidur menjadi betul-betul tidur dan bukan setengah tertidur setengah terjaga, ketika bermimpi menjadi betul-betul bermimpi dan bukan setengah bermimpi setengah terjaga. Aku dengan seketika juga bisa melu¬pakan segenap utang-piutang dalam kewajiban hidupku. Segalanya menjadi ringan tanpa beban, bagaikan tubuhku seketika hanya berisi udara lantas membubung dan mengambang di angkasa...

Kulupakan betapa sulitnya membekuk Ha¬rimau Perang dan memintanya bertanggung jawab atas terbunuhnya Amrita. Kulupakan betapa pertemuan dengan Amrita telah membuatku berpaling dari Harini yang telah mematangkan tubuhku. Kulupakan betapa diriku belum juga mengenali guru tersembunyi itu, yang telah menggiringku masuk ke dalam gua dalam usia 15 tahun dan baru sepuluh tahun kemudian keluar lagi. Tanpa peristiwa pada akhir pergulatanku di sungai dalam gigitan Kera Gila waktu itu, belum tentu aku menguasai segala ilmu silat yang kukuasai sekarang. Bhiksu tua itu, apakah sampai sekarang ia masih mengikutiku? (bersambung)
________________________________________
1. Richard Wilhelm, The Secret of the Golden Flower, diterjemahkan dari bahasa Jerman oleh Cary F. Baynes [1972 (1931)], Page-42.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "SERATUS LIPATAN KEMEGAHAN (SERI 270)"

Post a Comment

pembaca yang bijak, selalu menggunakan bahasa yang baik dan santun. Terima kasih.

Translate

Cari