google.com, pub-9591068673925608, DIRECT, f08c47fec0942fa0 CARA TERMUDAH MENGEDARKAN TANTANGAN (SERI 25) | Silat Naga Jawa

CARA TERMUDAH MENGEDARKAN TANTANGAN (SERI 25)


KLIK pada gambar untuk memperbesar

Ketika tubuh itu ambruk di lorong gelap tersebut, Elang Merah telah berada di belakang penguntit Yan Zi. Meski jalanan ramai, karena kini terlihat pula kerumunan penonton wayang boneka yang tertawa-tawa, dengan iringan bunyi-bunyian yang keras, percakapan murid-murid Harimau Perang itu terdengar jelas bagi Yan Zi dan Elang Merah, dan tentu juga bagi penguntit Yan Zi tersebut.

Elang Merah menyapukan matanya ke sekeliling. Diperhatikannya betapa Shangluo ternyata penuh dengan orang-orang dari dunia persilatan, bahkan termasuk di antaranya para pengemis, pengamen, para penjual makanan, dan terlebih para pengembara dengan tongkat berikat bekal mereka yang dari balik capingnya mengawasi pula kedua murid Harimau Perang. Kedua perempuan pendekar itu menguping perbincangan murid-murid Harimau Perang.

"Kakak, marilah kita pulang sekarang, tidak ada gunanya mencari Sastrawan Kejam itu dan menantangnya lagi malam ini. Bukan Kakak yang meminta bantuan, tapi orang-orang itulah yang menolong Kakak tanpa diminta. Kakak tidak perlu merasa bersalah, lagipula Sastrawan Kejam itu karena kelicikannya patut dipermalukan."

"Adik tidak mengerti, bagi seorang pendekar sangat memalukan jika menang dalam bisai karena dibantu. Pokoknya aku harus menantang orang Tianshan itu secara terbuka untuk bertanding di atas bukit di bawah rembulan di luar kota, biarlah pertarungan berlangsung sampai salah satu ada yang mati."

"Kakak, ingatlah pesan guru, kita memang diperbolehkan keluar dari perguruan untuk mencari pengalaman, tetapi sama sekali tidak dianjurkan untuk terlibat dalam pertarungan."

"Ah, tetapi kita tidak boleh tinggal diam melihat ketidakadilan, Adik, bahkan mati membela kebenaran pun bukanlah suatu kesia-siaan."

Dengan percakapan seperti itu, mengertilah Yan Zi maupun Elang Merah betapa kedua remaja tersebut memang miskin pengalaman di dunia luas yang penuh tipu daya. 

Keduanya sama sekali tak paham, betapa alih-alih pemuda itu mencari dan menantang Sastrawan Kejam dari Tianshan, maka petarung yang curang itu pun sudah mengerahkan orang-orangnya dari dunia hitam untuk membunuh pemuda tersebut, yang tadinya selamat di gelanggang bisai hanya karena terdapat orang luar yang membantunya. Maka tentunya bukan bocah ingusan itulah terutama yang harus dilenyapkan dari muka bumi, tetapi terutama yang telah dengan sangat kurang ajar berani membantunya!

Kekhawatiranku rupanya sungguh berlaku. Mendekati gelanggang bisai sungguh merupakan suatu kerawanan bagi kami yang bermaksud merahasiakan perjalanan, karena di sekitar gelanggang itu pula akan berkumpul orang-orang dari rimba hijau dan sungai telaga dunia persilatan. 

Bagi orang-orang ini, setiap gerak dan langkah dapat memperlihatkan tinggi rendahnya ilmu silat seseorang, dan apabila mereka melihat sesuatu yang menarik untuk lebih diperhatikan, tidaklah jarang akan melakukan tindakan untuk sekadar menguji maupun menyerang untuk menantang!

Apabila dalam kenyataannya Yan Zi dan Elang Merah tak hanya sekadar bergerak, tetapi bahkan membantu pemuda murid Harimau Perang itu dengan diam-diam, sudah jelas adalah keliru jika mengira betapa bantuan diam-diam itu akan mudah disembunyikan. Ketika Yan Zi sepintas lalu menoleh ke arahnya dan mereka bertatapan mata, saat itu pula mereka telah bersepakat untuk menghadapi dan menghabisi para calon penyerang yang rupanya juga telah sangat penasaran, tanpa harus diketahui sepasang muda-mudi tersebut.

Namun ternyata mereka belum juga menyerang, meski dengan sekali pandang telah berbagi lawan di segala sudut yang ternyata dengan diam-diam telah mengikuti mereka. Tentu telah mereka ketahui pula sekarang bagaimana pisau terbang Elang Merah telah mengambil seorang anggota komplotan, tetapi bahkan mereka pun masih menunggu perkembangan ketika mendengar percakapan.

"Jadi apakah kiranya yang akan Kakak lakukan sekarang?"

"Kakak harus mengeluarkan tantangan kepada Sastrawan Kejam dari Tiangshan itu sekarang juga Adik, sementara orang-orang persilatan masih berada di Shangluo ini."

"Tetapi hari sudah terlalu malam untuk mengeluarkan tantangan, Kakak, kita juga tak tahu ke mana mencari tinta dan kertas untuk kita tulisi dan pasang di papan pengumuman."

"Tidak perlu tinta dan kertas Adik, cukup berteriak agar di dengar semua orang di pasar malam, sekadar untuk mengikat kehormatan."

Adik seperguruannya yang perempuan itu tidak berkata-kata lagi. Kakak seperguruannya yang laki-laki itu tentu tidak keliru, bahwa sekali suatu tantangan beredar di dunia persilatan, maka antara yang menantang dan yang ditantang telah terdapat suatu ikatan untuk bertarung dengan kehormatan seorang pendekar....(Next Seri 26)

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "CARA TERMUDAH MENGEDARKAN TANTANGAN (SERI 25)"

Post a Comment

pembaca yang bijak, selalu menggunakan bahasa yang baik dan santun. Terima kasih.

Translate

Cari