google.com, pub-9591068673925608, DIRECT, f08c47fec0942fa0 PERKUMPULAN RAHASIA KALAKUTA (SERI 328) | Silat Naga Jawa

PERKUMPULAN RAHASIA KALAKUTA (SERI 328)

KLIK pada gambar untuk membesarkan

    AKU masih berdiri miring dengan telapak sepatu menempel tembok. Setidaknya empat sosok bayangan mengepungku pada empat arah mata angin.Tiga sosok berdiri miring pada tiga arah mata angin seperti diriku, sosok keempat berdiri tegak di atas bumi pada arah mata angin keempat.

    Berarti semula mereka berjumlah lima orang, satu orang sudah menjadi abu. Apakah empat orang ini siap menuntut bela? Jika empat sosok bayangan hitam ini bergerak serempak dengan ilmu yang sama, aku tidak dapat mengatasinya dengan cara yang sama, karena jelas mereka telah mengetahuinya.

    Apakah harus kugunakan Jurus Tanpa Bentuk? Perasaan memenangkan pertarungan dengan terlalu mudah tidak pernah menyenangkan hatiku, meskipun bertarung tanpa jurus itu sungguh sering berarti sebagai pertarungan antara hidup dan mati. Lagi pula jika kugunakan Ilmu Bayangan Cermin, yang dengan sendirinya menyerap ilmu silat lawan, perbendaharaan ilmu silatku akan bertambah, sembari menggunakannya untuk melawan diri mereka sendiri.

"Pendekar Tanpa Nama, sudah benar lupakah kepada Kalakuta?"

    Tentu aku ingat, perkumpulan rahasia dengan jaringan wilayah kerja yang luas di Daerah Perlindungan An Nam, bahkan menembus perbatasan kelautan kelabu gunung. Apakah kepentingan mereka di Chang'an? Kalakuta terkenal sebagai perkumpulan rahasia yang piawai menggunakan racun dan dari sanalah mereka mendapatkan namanya yang sangat menakutkan itu. Ya, Kalakuta, aku belum melupakannya sebagai para pengawal Harimau Perang ketika menyeberangi lautan kelabu gunung batu dengan pisau panjang melengkungnya yang mengerikan.

    Cerita yang berkembang tentang kepiawaian anggota Kalakuta adakalanya mirip dongeng, seperti dongeng bahwa cukup dengan menjilat tapak kakinya, maka di mana pun lawannya berada akan tewas karena lidahnya yang berbisa. Kukira ini adalah dongeng. Namun aku juga teringat bagaimana Si Cerpelai, orang kebiri yang kabur jauh ke selatan, dan membuka kedai mata-mata di tepi jurang di lautan kelabu gunung batu yang membatasi Daerah Perlindungan An Nam dan Negeri Atap Langit, tewas dengan wajah membiru.

    Sekilas teringat pula olehku pemandangan pisau panjang melengkung milik para anggota Kalakuta, yang ketika kuangkat tampak redup kuning kehijauan oleh rendaman racun bertahun-tahun. Apa yang mereka inginkan dariku sekarang?

"Daku teringat anggota kalian gagal membunuhku, dan anggota kalian yang mengeroyok orang kebiri itu tewas semua di tangannya, meski racun kalian menewaskannya," kataku, ''apakah kalian masih akan membunuhku sekarang?"

Mereka tertegun.

"Jadi bukan Pendekar Tanpa Nama yang membunuh dan melemparkan saudara-saudara kami ke jurang?"

"Daku melemparkan lima mayat ke jurang yang tiada bernama demi kesucian mereka sendiri," kataku, "tetapi bukanlah diriku yang membunuh mereka, meskipun mereka sangat bernafsu membunuhku."

Apakah kelima anggota Kalakuta yang sudah mati satu itu memburuku karena alasan yang keliru?

"Siapakah yang telah memberitahu kalian bahwa daku yang telah membunuh saudara-saudara kalian itu?"

    Kuperhatikan sosok-sosok bayangan hitam yang semula menyatu dengan kegelapan malam itu, sedikit demi sedikit memisahkan dirinya, menjadi sosok-sosok berdarah dan berdaging yang memang berbusana serbahitam, bertutup kepala hitam, berbalut wajah kain hitam yang hanya menyisakan sepasang mata menyorot tajam. Namun tiga orang tetap berdiri miring dengan telapak menempel tembok pada arah tiga mata angin, orang keempat tegak di atas bumi pada arah mata angin keempat. Jika kami bertarung, kukira kedudukan semacam itu adalah bagian dari penerapan suatu jurus tertentu. Diam-diam kusiapkan Jurus Tanpa Bentuk.

    Terdengar suara orang-orang tertawa riang di kejauhan, malam Pesta Makanan Dingin masih panjang. Mereka tidak juga menjawab, tetapi akhirnya salah seorang bersuara juga.

"Pendekar Tanpa Nama kami yakini telah mengatakan yang sebenarnya, dan kami yakin Pendekar Tanpa Nama juga telah mengetahui apa yang telah terjadi. Kami mohon maaf atas kebodohan kami, kebodohan yang telah membuat kami kehilangan saudara kami. Sekali lagi kami mohon maaf, dan izinkanlah kami sekarang pergi, memburu seseorang yang semestinyalah harus bertanggung jawab kepada kami."

    Angin berhembus lebih kencang dan malam seperti makin dingin. Aku tidak menjawab. Mereka tidak pergi.Tanpa pernah beranjak dari tempatnya, empat anggota perkumpulan rahasia Kalakuta itu memudar dan melebur ke dalam kegelapan malam.(bersambung) 

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "PERKUMPULAN RAHASIA KALAKUTA (SERI 328)"

Post a Comment

pembaca yang bijak, selalu menggunakan bahasa yang baik dan santun. Terima kasih.

Translate

Cari